Selamat Datang Teman ^_^

Terimakasih sudah mengunjungi blok ini,.. Blok ini khusus buat kamu2 yang cinta akan dunia kesehatan, selamat membaca ya,.. semoga bermanfaat,..

Senin, 28 Mei 2012

Neuro Imaging


Berdasarkan Kuliah dr.Henry K.Hasudoputro
Oleh : Cut Regia Heldayana

Bismillah,..
                Dalam mendiagnosis suatu penyakit yang berhubungan dengan otak tentu sangat diperlukan pemeriksaan penunjang berupa neuro imaging yang dapat membantu diagnosis pasti penyakit. Disini, nanti kita akan membicarakan modalitas-modalitas yang digunakan untuk neuro imaging tersebut. Yuk dimulai J 
                Ada beberapa modalitas yang digunakan dalam neuro imaging, antara lain :
1.       Plain photo (Skull X-Ray)
2.       C T Scan
3.       M R I
4.       Scintigraphy/SPECT
5.       PET
6.       Myelography

Yuk kita bahas satu per sat ,..
1. Plain Photo (Skull X-Ray)
Dengan menggunakan skull X-Ray kita mendapatkan hasil gambar berupa tulang yang menyelimuti/melindungi otak (brain) meliputi, calvaria cranii, tulang wajah, tulang hidung, dan sinus.










2. CT- Scan (Computed Tomography Scan)
Dengan menggunakan CT-scan, kita akan mendapatkan hasil gambaran tulang otak diberbagai sudut. Lebih detail dan rinci. Dapat melihat tampakan cross sectional sehingga dapat melihat area yang spesifik di otak. CT-scan lebih sering digunakan karena kelebihan tersebut, terlebih lagi harganya relative tidak mahal dan memberikan hasil gambaran otak yang lebih baik dibandingkan modaitas lain.

3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambaran struktur otak yang detil tanpa mengakibatkan obstruksi tulang yang melindungi struktur otak tersebut. Karena alasan inilah, MRI sering digunakan untuk mengevaluasi tumor, kerusakan jaringan dan aliran darah diotak.

4. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
SPECT adalah teknik scanning yang memperlihatkan bagaimana fungsi otak. Berbeda dengan MRI dan CT-Scan yang hanya memperlihatkan struktur anatomi otak. SPECT mampu menghasilkan gambaran 3 dimensi  otak, dimana mampu memperlihatkan  bagaimana aliran darah diotak sehingga kita dapat mengetahui fungsi otak pasien. Prosesnya dengan menginjeksikan tracer radioaktif, lalu gambar otak akan dihasilkan seiring dengan tracer yang berjalan dialiran darah otak.

5. PET (Positron Emission Tomography)
PET adalah teknik scanning baru dan canggih yang memperlihatkan bagaimana fungsi otak . berneda denga scanning yang lebih tradisional (haha,.. bahasanya) hanya memperlihatkan anatomi dan struktrus otak saja. PET mamu memperlihatkan kerja otak “maps” yang colorfull.

Nah,.. untuk macam2 modalitasnya udah selesai,.. sekarang kita lanjut ke yang lain yuk,…

Ng semua pasien itu bisa langsung dilakukan prosedur neuro imaging. Pasien yang memilki indikasi-indikasi tertentu aja yang bisa dilakukan prosedur neuroimaging, antara lain :

Kasus Trauma Kepala

                Skull X-Ray harus dilakukan jika ada indikasi seperti tertera berikut ini dan CT-Scan tidak dilakukan/tidak tersedia.
Jika pasien sadar dengan sentuhan atau rasa sakit dan tidak disorientasi serta mampu mengikuti perintah kita (GCS 15/15), namun :
-          Mekanisme trauma belum diketahui
-          Pasien tidak sadarkan diri spontan
-          Pasien hilang ingatan atau muntah
-          Scalp otak mengalami laserasi yang tebal atauboggy hematom
-          Anamnesis tidak lengkap
Bukan kasus trauma kepala
                Skull X-Ray harus dilakukan jika ada indikasi seperti tertera berikut ini dan CT-Scan tidak dilakukan/tidak tersedia.
Jika pasien sadar dengan sentuhan atau rasa sakit dan tidak disorientasi serta mampu mengikuti perintah kita (GCS 15/15), namun :

-          Terdapat abnormalitas massa yang terpalpasi mirip seperti tulang
-          Untuk memeriksa permasalahan klinis spesifik seperti survey skeletal pada myeloma
-          Melihat gambaran wajah setelah trauma, missal tulang wajah, mandibula, orbital atau kemungkinan adanya benda asing.

Nah, itu tadi indikasi dilakukannya prosedur Neuroimaging,.. sekarang kita lanjut ke kontraindikasi dilakukannya neuroimaging ya,..

Kontraindikasi Neuroimaging, sebagai berikut :

1. Headache
2. Kemungkinan adanya abnormalitas pituitari - (CT/MRI preferred)
3. Kemungkinan adanya space-occupying lesion
4. Epilepsy
5. Dementia atau hilang ingatan
6. Permasalahan telinga tengah atau telinga dalam
7. Nasal trauma
8. Penyakit Sinus
9. Disfungsi Temporomandibular joint

POSISI
Posisi foto cranium adalah sebagai berikut :
- AP dan Lateral
- AP , Lateral  , dan Axial (submentovertical ) /Towne
- PA , Lateral , dan Waters
- Caldwell dan Schüller
- Stenver  dan Eisler

                6. Lumbar myelography
indikasi dilakukannya lumbar myelography adalah sebagai berikut :
1. suspek hernia discus vertebralis
2. dari anamnesis diduga stenosis lumbar spinalis
3. suspek lesi yang ekspansive


Nanti, jika gambarnya ditemukan ada yang tidak seperti normal maka bisa di lihat karakteristiknya dan penyebabnya apa,… yuk kita bahas satu per satu J

Fraktur
Jika terjadi fraktur kepala, maka pada gambaran neuro imaging didapatkan hal-hal berikut ini :
1. adanya kalsifikasi pineal body (60%) ditandai dengan displacement > 2 mm dan terdapat intra or extradural collection.
2. aerocoele ,menandakan adanya fraktur yang melibatkan sinus paranasal
3 airfluid level di sinus sphenoidales (lateral dan horizontal) menandakan adanya fraktur di basis crania

a. Linear Fracture
Memilki karakteristik sebagai berikut , Garis lucens, berbatas tegas dan tajam, dan menyilang vasa. Namun, harus dibedakan dengan :
1. Vasa meningealis
2. Sutura : biasanya zig-zag garisnya
3. arteri
4. diploic veins dan
5. artifact ( lipatan kulit, batas telinga luar)
Karena kelima struktur tersebutt memilki penampakan yang mirip dengan fraktur linear.




 










              A. skull yang mengalami fraktur                                                   B. skull normal

b. Stellate fracture
fraktur stelata itu pada dasarnya mirip dengan fraktur linear. Terjadi pada bagian tengah fraktur linear dan berbentuk radial.
 C . Depressed fracture
Penilaian yang akurat dapat dilihat dengan penampakan tangensial
d. diastasis fracture
fraktur yang mengenai hingga sutura lamdoidea
CT SCAN
Indikasi CT Scan adalah sebagai berikut :
Kasus trauma kepala
Pasien yang membuka mata hanya karena rasa sakit (GCS 12/15 atau kurang)
1. kesadaran kurang
2. Confusion or drowsiness (GCS 13/15 or 14/15)
3. bukti klinis/ radiologis fraktur dengan kesadaran atau tidak sadar
4. tanda neurologis focal baru yang tidak makin buruk
5.kesadaran penuh (GCS 15/15)
6.severe and persistent headache
7.nausea and vomiting
8.irritability or altered behaviour
9.kejang

Lalu, kalo yang ini indikasi CT scan namun bukan kasus trauma kepala.

Kasus bukan trauma kepala

1. suspek penyakit cerebrovascular
( bedakan antara hemoragik dan iskemik)
2. Suspek tumor otak - headache dan tanda neurologis fokal, sindrom paraneoplastik, dan kehilangan fungsi neurologis secara progresif.
3. hydrocephalus
4. evaluasi meningitis

Tadi kan kita udah bicarain penampakan fraktur dineuro imaging,.. sekarang kita bahas yang lain yuk,… kasus perdarahan cranial J

Untuk kasus yang sering ditemui seperti hematoma epidural akut, pada CT-scan dapat dikarakteristikkan sebagai berikut :
1. terdapat area dengan densitas tinggi, dan berbentuk biconvex
2.  terjadi kompresi massa ke ventrikel otak akibat akumulasi darah diepidural space

Sedangkan untuk kasus perdarahan epidural kronis, pada CT-scan dapat dilihat sebagai berikut:
1. terdapat area isodennse atau hipodense dengan bentuk bicovex

Selain itu, kasus perdarahan yang melibatkan subdural juga memiliki karakteristik tersendiri pada gambaran CT-scan,..
Pada hematoma subdural akut, gambaran pada CT-scan adalah sebagai berikut :
1. terdapat tampakan hyperdense sickle yang berada didalam calvaria
2. menekan/ mengkompresi otak
3. kebanyakan kasus disetai dengan edema ipsilateral dan perpindahan massa

Sedang pada hematoma subdural subkronik, penampakan pada CT-scan adalah sebagai berikut :
1. Terdapat zona planoconvex hingga iconvex yang menekan calvaria
2. Terdapat zona berbentuk sickle didekat calvaria namun densitasnya menurun

Pada hematoma subdural kronik, penampakan pada CT-scan adalah sebagai berikut :
1. terdapat massa yang memilki densitas yang sama dengan jaringan otak yangterkea/disekitarnya
2. Terdapat lesi massa yang merupakan tanda indirek
3. batas hematom dapat divisualisasi dengan medium kontras

pada kasus lainnya seperti Pneumoencephalus, maka penampakan CT-Scan adalah sebagai berikut :
1. terdapat area intracranial dengan densitas rendah
2. koefisien absorpsi sama dengan udara
3. fraktur tulang kepala dapat diobservasi
4. adanya cairan di sinus paranasal dapat menjadi tanda adanya fraktur

Sekarang, kita bahas Infeksi Cerebri yuk,..

Cerebral abscess
Penampakan pada CT scan adalah :
1. pada stage awal hanya terdapat zona ireguler dengan densitas rendah
2. lsi berkembang membentk kapsul, dengan cincin yang berdensitas tinggi mengelilingi area ditengah yang berdensitas rendah
3. cincin tersebut dapat divisualilsasikan dengan injeksi medium  kontras
4. Massa tersebut mengakibatkan kompresi ventrikel

Encephalitis
1. disebabkan oleh infeksi virus,ricketsia dan bakteri
2. terdapat zona hipodense yang kurang jelas seperti kabut
3. terdapat kompresi pada spasium yang berisi cairan

Toxoplasmosis
1. infeksi otak dikarenakan rusaknya sawar otak pada fase fetus
2. menunjukkan focus kalsifikasi yang multiple di region parenkim otak, basal ganglia dan white matter
3. biasanya disertai internal hydrocephalus
4. terkadang terdapat focus hipodense yang dikelilingi cincin

Sekarang kita bahas sedikit yang kasus Stroke ya,..
Cerebral infark
1. pada stage awal penampakannya hipodense dan kurang jelas seperti kabut
2. pada stge selanjutnya densitas makin berkurang
3. dengan injeksi medium kontras dapat terlihat isodense
4. pada stage akhir, terdapat encephalomalacia yang dikarakteristikkan dengan densitas seperti cairanyang tajam dan jelas yang dikombinasi dengan dilatasi ventrikel dan cisterna.
Sekarang yang terakhir  kita bahas Tumor Otak yuk,..
Medulloblastoma
1. tampak sebagai massa yang homogeny dengan densitas tinggi yang terlihat dibagian fossa cranialis posterior
2. berbentuk nodular dan berlobus
3. pada kebanyakan kasus dapat terlihat hydrocephalus obstruktif
Astrocytoma
1. terdapat area dengan densitas rendah
2. mmemiliki batas namun mengakibatkan perifocal edema
3. dengan injesi medium kontras densitas tidak meningkat tajam
4. kebanyakan lesi terjadi di lobus frontal, temporal dan parietal.
Glioblastoma Multiforme
1. dengan kontras, terdapat area dengan densitas rendah.
2. terjadi edema akibat massa yang besar
3. batasnya irregular dan dindingnya tidak seragam
4. terkadang terdapat nodul
5. lesi sering di lobus temporal, parietal dan frontal
Alhamdulillah selesai,.. semoga bermanfaat ya teman2 :)
" ketika engkau merasa sendiri dan hanya Allah yang kau punya, maka ingatlah bahwasannya Allah lebih dari CUKUP" 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar