Selamat Datang Teman ^_^

Terimakasih sudah mengunjungi blok ini,.. Blok ini khusus buat kamu2 yang cinta akan dunia kesehatan, selamat membaca ya,.. semoga bermanfaat,..

Sabtu, 09 Juli 2011

KESEHATAN MULUT PADA LANSIA


Bismillahirrahmanirrahim,…
                Kesehatan oral dan kesehatan umum tubuh kita memiliki hubungan timbal balik. Misalnya pada penyakit sistemik akan mempengaruhi kondisi kesehatan oral yaitu pada pasien anemia dapat mempengaruhi kondisi mukosa lidah yang menjadi pucat. Begitu juga dengan keperluan terapi, misalnya pada bedah jantug terbuka, tidak boleh ada infeksi bakteri yang terjadi di mulut. Selain itu,.. kita juga perlu memperhatikan konsumsi obat, dimana,.. ada beberapa obat yang menginduksi hyperplasia gingival. Mulut memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu speaking, chewing, tasting, swallowing, laughing, smiling, kissing,happiness, & socializing,. Nah, kalo kondisi mulut lansia itu bermasalah,.. maka salahsatu fungsi tersebut hilang deh,.. kan kasian,..
                Pada lansia, permasalahan mulut yang kerap terjadi adalah nyeri gigi/oral, kesulitan mengunyah, ompong (edentulism), pemakaian gigi tiruan (denture), dan polimedikasi.
v  Nyeri Gigi
Pada Negara maju, 7% orang dewasa yang berusia >65 tahun mengalami nyeri gigi sedikitnya 2x selama 6 bulan terakhir. Gejala awalnya biasanya ditandai dengan sensitive dentin lalu mengakibatkan nyeri gigi. Perlu diketahui, bahwa infeksi gig ini bisa menyebabkan kematian. Bagaimana proses nyri gigi.oral ini? pertama terjadi peradangan pada pulpaà lalu memnginvasi hingga ke lempeng yang kerasà lalu peradangan ini mengakibatkan peningkatan tekanan intrapulpa hingga mengakibatkan peningkatan intracranial. Pulpa kelak menjadi nekrosis, jika menyentuh gigi maka akan terjadi nyeri. Nah, untuk tahap yang lebih lanjut, dapat terjadi perluasan infeksi gigi yaitu Intraoral abscess, Sinusitis, Facial sellulitis, Infra orbital selulitis,  Submandibuler abscess, Pharyngeal abses, Phlegmoon dan Mediastinitis. Kondisi kesehatan oral pada lansia mencakup 3 hal, yaitu kondisi gigi, jaringan periodontal, dan jaringan mukosa.
v  Edentulous/ tidak bergigi
                Nah,.. kebanyakan kita liat dan menemukan kasus, misalnya walaupun edentulous, lansia masih memakan makanan yang keras. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan peradangan pada daerah disekitar gusi. Maka dari itu diperlukan penggunaan gigi tiruan atau kalo ng mau,.. mesti makanannya yang dilunakin,.. missal jadi bubur, pudding,. Dll.
v  Edenture/ Gigi Tiruan
                Penggunaan gigi tiruan memang dapat membantu fungsi mulut, namun ada beberapa kondisi terkait penggunaan gigi tiruan yaitu pertama plaque. Plaque yang terjadi akibat gigi tiruan yang tidak dijaga kebersihannya ini akan mengakibatkan stomatitis, oral candidiasis, malodor/ bau mulut, infeksi dan kebersihan mulut terganggu. Mengapa dapat terjadi Denture stomatititis? Prosesnya adalah mukosa mulut lansia yang ditutupi oleh denture mengalami peradangan (ya iyalah,.. kan gusinya udah ng sekuat pas muda, ditambah permukaan denture yg keras cukup member tekanan secara langsung ke gusi lansia), jika peradangan terjadi ya ujung2nya akan terjadi reaksi2 inflamasi itu,.. kemerahan, bengkak, panas, sakit dan penurunan fungsi. Jika dibiarkan maka akan terjadi lesi disitu,.. hingga terjadi infiltrasi leukosit terus ada pusnya,.. (ihh,.. jangan sampe deh kyak yg digambar,..). selain itu bisa juga akibat adanya plaque, karena setelah maem ng dibersihkan,.. jadi plaque tsb bisa meningkatkan resiko infeksi yang mengakibatkan denture stomatitis. Penyebab lainnya adalah kebiasaan penggunaan denture pada malam hari (jadi dari pagi ampe pagi lagi tetep dipakai) padahal, mukosa gingival itu harus istirahat setidaknya 6 jam, kalo denture masih dipakai, maka akan tetap terjadi penekanan pada mukosa gingival. Pemakaian denture itu harus sangat diperhatikan, harus bener2 pas dengan gingival, jika kelunggaran jangan diteruskan. Kejadian yang kerap terjadi adalah denture yang dipakai itu longgar, sehingga dapat mengakibatkan traumaàulkusà ng mau makanà weight loss.
Penyakit Terkait Mulut Pada Lansia
v  Periodontal Disease
                Periodonsium adalah jaringan pendukung gigi. Jadi, lig. Periodonsium ini terletak antara gigi dan jaringan dibawah gigi. Fungsinya untuk melindungi jaringan lunak dibaah gigi agar tidak mengalami lesi. Periodontal disease ini biasanya terjadi pada pasien DM, dimana mudah terjadi reaksi peradangan pada gingival yang mengakibatkan gigi lepas. Selain itu adanya plaque dan karies gigi juga menjadi factor penyebab. Jika ada plqueà lalu invasi ke sulcus gingivalà peningkatan plaqueà infeksi bkateri meningkat. Nah, proses tersebut terjadi saat gigi masih ada di mulut, nah akibatnya apa? Infeksi akan mengakibatkan reaksi peradanganà periodontal diseaseà peradangan itu jika dibiarkan akan mengakibatkan perlukaan yg parah di gingival, hingga strukturnya berubah, jadinya gigi lansia hilang karena periodontal disease ini. factor resokonya adalah DM, CV, stroke, dan pulmonary disease.
v  Xerostomia
                Xerostomia sering juga disebut sindroma mulut kering. Xerostomia itu dibbagi menjadi 2, yaitu true xerostomia dan pseudo xerostomia. Pada elderly, terjadi penurunan julah saliva, sehingga mulut lansia itu cenderung kering. Selain itu juga adanya penggunaan obat yang berbagai macam dapat menyebabkan penurunan sekresi saliva. Sebagaimana kita tahu, fungsi saliva selain untuk membersihkan gigi n mulut serta lubrikasi, juga berfungsi untuk imunitas. Xerostomia terjadi akibat penurunan curah saliva sehingga self cleansing menurun. Jika kondisi mulut jadi kotor, maka plaque terjadi di gigi dan penumpukan debris meningkat dimulut sehingga meningkatkan resikonkaries dan penyakit mulut lainnya. Tanda dan gejala xerostomia itu gimana sih? Nah,.. tanda2nya tu gini,.. misalnya lansia yg maem disatu sisi gigi aja, maka gigi sisi sebelahnya akan cendenrung kotor, terus kalo lansianya maem biscuit (misal), ng bisa ditelan tanpa minum air. Xerostomia ini dapat mengakibatkan rampan karies dimana kariesnya terdapat di cervical gigi. Maka dari itu kita harus hati2 dalam meresepkan obat ke lansia.. ada obat2an yang bersifat xerogenic yang dapat menurunkan konsentrasi saliva didalam mulut. Obat2 yang bersifa xerogenic it adalah antihistamin, antihipertensi, antidepressant, anticholinergic, diuretics dan steroid. Nah, kalo xerostomianya akibat pengobatan ini,.. maka disebut iatrogenic xerostomia.
v  Gingival Hiperplasia
Hyperplasia gingival yang diakibatkan oleh obat2an seperti phenytoin, methotrexate, cyclosporine, Ca channel blocker, nifedipin, dan amilopidine.
v  Mucositis- Stomatitis
Terjadi akibat pengaruh radiotherapy dan chemotherapy.
v  Oral cancer
Kejadiannya dari 30.000 yang terdiagnosis, yang meninggal sekitar 5000 (banyak ya L),.. prognosisnya: sebenernya survival ratenya itu 52%, namun, jika dapat dideteksi dini, survaival rate 5 tahun bisa meningkat jadi 85%. Gambaran klinisnya pada mulut terdapat lesi putih/ merah yang menetap, ulkus yang tidak sembuh (kronis), gigi goyah, indurasi, bengkak rahang dan sudah serjadi > 3minggu. Factor resikonya adalah konsumsi alkohol, iritasi kronis, kawat gigi tiruan yang patah dan mengakibatkan iritasi kronis.

Alhamdulillah,… akhirnya selesai,.. semoga bermanfaat teman2,.. ^^

IMMUNODEFISIENSI PADA LANSIA


Setiap orang, termasuk lansia pernah mengalami 2 kondisi kesehatan yaitu sehat dan sakit. Baik sakit maupun sehat ada penyebabnya (ya iyalah),.. yuk kita hafalin apa aja sih penyebabnya,..
Kalo sakit itu disebabkan oleh 10 hal :
Bawaan lahir
Defisiensi, Degeneratif
Infeksi, Iatrogenesis,
Metabolik à Autoimun
Pikiran
Trauma, Tumor, Tak dipakai
 Sedang, kalo sehat juga dapat diraih oleh hal2 sebagai berikut.:
Rajin olah raga
Gizi seimbang
Tidur cukup
Tingkatkan ketaqwaan
Mengembangkan hobi
Tinggal dilingkungan yang bagus (bersih, sehatdan kondusif)
Kontrol kesehatan dengan rutin
Aktif berkarya dalam menulis dan membaca
                Seseorang, akan mengalami penurunan fungsi organ 1% setiap tahunnya ketika menginjak usia 30 tahun. Khusus bagi sel saraf kita nih,.. malah udah duluan mengalami proses degeneratif saat kita berusia 22 tahun,.. dengan adanya fenomena ini, harusnya sebagai seseorang yang akan menuju ke masa lansia harus mengaplikasikan hidup sehat seperti 8 tips diatas, nah untuk para nenek & kakek yang ada disekitar kita, alangkah baiknya diingatkan agar terus hidup sehat dengan menjalani 8 tips hidup sehat diatas J.
Mulai usia 30 tahun kan fungsi organ kita akan menurun 1% per tahunnya, organ apa saja sih,.. yuk kita lihat,
  1. PANCA INDERA à MATA (katarak, glaucoma, diabetic retinopati, presbiopi) TELINGA (presbiocusis),HIDUNG (lpenurunan fungsi n. olfactorius), TENGGOROK , LIDAH (hilangnya indera pengecap, terutama rasa asin, makanya lansia itu sukanya makan nasi + garam dapur, ng heran juga kan kadar natrium didarah meningkat sehingga meningkatlkan resiko hipertensi)
  2. GIT à ORAL ( otot yang digunakan untuk mastikasi mengalami penurunan massa sehingga kekuatan untuk mastikasipun menurun, selain itu kondisi gigi yang sudah tangggal juga menjadi factor kemunduran fungsi makan pada lansia), ESOFAGUS  sampai dengan ANUS ( terjadi rigiditas dari sel otot di GIT, dilambung akan terjadi peningkatan pH basa sehingga absorbsi beberapa nutrient terganggu, misalnya : vitamin E, terus gerak peristaltic usus juga menurun, sehingga pengosongan lambung menjadi lambat,… jadi lansia akan selalu merasa kenyang,… dan susah diajak makan, kecuali kalo maemnya sama anak n cucu J)
  3. KARDIOVASKULER ( yang paling dominan terjadi adalah hipertrofi ventrikel, dimana terjadi peningkatan sel otot jantung diventrikel, sehingga ruang ventrikel jadi sempit yang berujung pada penurunan volume cardiac output)
  4. RESPIRASI ( sifat yang sangat khas pada otot lansia adalah terjadi rigiditas, tidak terkecuali pada otot2 respirasi, jika ototnya ng elastis, maka saat inspirasi terjadi penurunan kapasitas udara yang masuk ke paru2 sehingga kapasitas vital udara menurun, selain itu elastic recoil yang seharusnya terjadi pada ekspirasi untuk  mengeluarkan udara dari paru2 yg berisi CO2,tidak bekerja dengan baik,.. kan ng elastic lagi otot2 pernafasannya, jadi elastic recoilnya ng maksimal, sehingga masih ada udara residu yang banyak tertinggal diparu2, mengakibatkan volume inspirasi yang selanjutnya tidak dapat masuk secara maksimal akibatnya apa? Terjadi penurunan uptake oksigen L)
  5. ENDOKRIN ( kalo yang ini banyak bgt kan perubahannya,.. mulai dari resistensi insulin yang kerap terjadi pada lansia yang mengakibatkan hiperglikemia, keadaan hipotiroid dan hipertiroid, peningkatan LDL pada pria dan HDL pada wanita yang memacu artherosklerosis, dll)
  6. LOKOMOTORIK à fungsi osteoklas akan meningkat dalam mndekalsifikasi Ca sehingga Ca terurai dari tulang dan meningkat kadarnya didarah. Sedang ditulang, Ca menurun,.. jadi rentan terjadi osteoporosis.
  7. SYARAF à PUSAT, TEPI, OTONOM
  8. UROGENITALà musculus detrussor mengalami hipertrofi sehingga ruang di vesica urinaria menjadi sempit jadi volum tampung urin menurun, dalam arti lain,… vesica urinaria tidak mampu menampung urin hingga kadar maksimal, jadi masih sedikit sudah penuh dan menstimulus otot detrussor untuk berkontraksi dan urin keluar. Terlebih lagi terjadi kelemahan pada ostium urethra interna dan eksterna dalam kemampuan menahan urin sehingga tidak jarang terjadi urgensi, stress & frequency micturition. Hal lain yang menjadi factor kemunduran fungsi urogenital adalah kerentanan lansia untu mengalami UTI yang juga dapat mengakibatkan berbagai gang. Sal. Urin.
  9. HEMATOLOGI àterjadi penurunan kemampuan produksi sel darah di sumsum tulang, selain itu kerentanan lansia terpapar oleh radikal bebas mengakibatkan sel darah rentan mengalami lisis dengan cepat.
  10. KULIT-INTEGUMENàjadi keriput, kering dan rentan mengalami lesi. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah kolagen dan lemak subkutis. Selain itu,… pada wanita,.. karena jumlah estrogen menurun,.. manifetasinya juga terlihat pada keaadaan kulit yang mengeriput,.
  11. BADAN KESELURUHAN
SISTEM IMUN
                SISTIM IMUN adalah Semua mekanisme yang digunakan utk mempertahankan keutuhan tubuh, dan berperan sebagai pelindung terhadap yang membahayakan (apa saja dari lingkungan hidup) à sehingga dapat menetralkan, melenyapkan, memasukkannya  dalam proses metabolisme tubuh. Semua vertebrata memeiliki kemampuan untuk merespon & menolak benda (konfigurasi) asing. Respon imun itu dibagi menjadi 2, yaitu alamiah non spesifik dan adaptif spesifik
Kalo komponen respon imun spesifik adalah komplemen, antibody dan limfosit, intinya akan terjadi proses pengenalan terlebih dahulu dimana ketika antigen masuk, akan di presentasikan terlebih dahulu oleh APC baik oleh MHC I maupun MHC II setelah itu baru dikenali oleh sel T, lalu akan di destruksikan oleh sel T sitotoksik. Selain itu, juga sel yang udah terinfeksi oleh virus misalnya,.. nanti akan ditempeli oleh komplemen yang dapat mengundang makrofang untuk memfagositosis sel tersebut. Beda dengan respon imun alamiah non spesifik dimana paling pertama berespon terhadap adanya antigen. Respon imun ini tidak ada waktu pengenalan, jadi antigen apa aja yang masuk dihadapi oleh respon imun ini terlebih dahulu. Berbeda dengan respon imun spesifik dimana terdapat sel T memori, sehingga responnya spesifik terhadap mikroorganisme tertentu, tapi karena perlu pengenalan dulu,.. jadi responnya memang lebih lama munculnya daripada yg non spesifik yang ng perlu kenalan dulu. Fungsinya yaitu mempertahankan keadaan fisik, mekanik, biokimia, humoral & seluler tubuh. Lalu, apa saja komponen imunitas alamiah non spesifik ini? komponennya adalah kulit, mukosa, kelenjar keringat, ludah, air mata, air susu. Didalam air mata mengandung lisozim yang berespon terhadap bakteri gram + , didalam air susu mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang berperan berespon terhadap bakteri E. coli dan stafilokokus. Selain itu mukosa saluran respirasi kita memiliki silia yang berperan dalam mengkap bemda asi/menyaringnya sehingga dapat dikeluarkan kembali melalui proses bersin dan batuk. komponen imunitas non spesifik lainnya adalah sel NK, komplemen, interferon, dan CRP,. Yang berperan dalam opsonisasi sehingga memudahkan destruksi bakteri/parasit dan fagositosis dengan cara menghancurkan dinding bakteri. Caranya komponen respon imun tsb melepaskan bahan  kemotaktik & mengendap pada permukaan bakteri sehingga makrofag mudah mengenali dan memakannya.    
teman2, udah pada paham kan ya,.. tentang teori ini,.. udah kita bahas diblok2 sebelumnya jadi ng regia tulis lebih mendalam lagi disini ya^^)
                Teman2,.. ternyata pada sistem imun ada suatu gen yang dapat mempengaruhi rentang hidup kita. Gen tersebut bersfungsi untuk mengendalikan semua reaksi imun yang terjadi dalam tubuh ketika dihadapkan dengan adanya antigen. Nah, dimana letaknya gen tersebut? Letaknya di daerah  Mayor Histocompatibility Complex (MHC).
                Kondisi imunitas yang menurun pada lansia diakibatkan oleh faktor internal dan factor eksternal.Faktor external >> à nutrisi, populasi, bahan kimia, radiasi, genetik, RPD, neuroendokrin, dan variasi anatomi. Kesemua factor tsb, berkontribusi dalam kondisi sistem imun pada lansia, dimana ketika kondisi faktor2 tsb baik, maka keadaan sistem imun pada lansia pun baik, walau tidak dapat dihindari secara fisiologis memang ada penurunan fungsi imun dalam hal produksi beberapa sel imun, namun ketika factor resiko dapat di perbaiki dengan memperhatikan kondisi faktor2 diatas maka lansia dapat terhindar dari keadaan2 buruk karena sistem imunnya mengalami degenerasi.
                Defisiensi sistem imun yang terjadi pada lansia mengakibatkan peningkatan prevalensi infeksi baik virus maupun bakteri yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada lansia. Beberapa kasus yang kerap terjadi pada lansia adalah :
Pneumonia à lansia:muda naik 65%
ISK à naik 10-50%
Tetanus à 60% (lansia di USA)
Sepsis à 40% à kematian di usia 60 tahun.
Nah,.. Karena kondisi kerentanan lansia itulah, diharapkan lansia itu dijaga kondisi kesehatannya. Sebenarnya beberapa factor lain cukup memberi pengaruh terhadap peningkatan kejadian beberapa kasus penyakit pada lansia. Faktor2 tersebut adalah :
  1. Keterbatasan fisologik & kemampuan menghadapi stress
  2. Gangguan  mekanisme pertahanan tubuh
  3. Adanya penyakit kronik
  4. Meningkatnya paparan patogen nosokomial
  5. Keterlambatan Dx & Tx
  6. Meningkatnya frekuensi komplikasi tindakan Dx & Tx
  7. Lambat memberi respon thd kemoterapi
  8. Meningkatnya Efek samping thd kemoterapi
  9. Dll (nutrisi, psikologis, sosial, ekonomi, spiritual)

Pada lansia timus mengalami degenerasi, jadi fungsi timus untuk “menyekolahkan” limfosit T akan menurun, jadi banyak limfosit T yang imatur deh,.. walaupun jumlah limfosit B dan T itu tetap, tapi kualitasnya jadi menurun. Karena kualitasnya menurun, fungsi makrofag jadi menurun ujung2nya,.. terjadi peningkatan prevalensi penyakit autoimun dan kanker.
Nah,. Berikut adalah penurunan fungsi masing komponen imunitas yang terjadi pada lansia,.. yuk dihafalin,.. semangat2,. ^^
  1. Penurunan produksi hormon timus
  2. Penurunan respon terhadap IL2 in vitro
  3. Penurunan proliferasi sel terhadap stimulasi mitogen
  4. Penurunan sitotoksisitas
  5. Penurunan kadar respon antibodi spesifik
  6. Penurunan presentasi limfosit B perifer
  7. Penurunan sensitivitas tipe lambat
  8. Peningkatan sensitivitas sel terhadap PGE2
  9. Peningkatan sintesis antibodi – idiopatik
  10. Peningkatan antibodi auto – imun
  11. Peningkatan sintesis IFN – gama, IL6, INF - a
  12. Jumlah limfosit perifer tetap
  13. Fungsi NK cell tak berubah
 Alhamdulillah,.. udah hapal kan ya? Hehe,.. ywdah di save dulu,…
Oval Callout: Ayo,..teman2, dihafal,.. kata dr. probo bakalan keluar loh,.. ^_^Selain itu pada lansia juga terjadi perubahan sekresi sitotoksin,.. apa aja ya perubahan? Ytuk kita lihat,..
IL – 1                      normal
IL – 2                      menurun moderat
IL – 2 reseptor   menurun nyata
IL – 4                      meningkat moderat
IL – 6                      meningkat moderat
IL – 10                   meningkat moderat
IL – 12                   meningkat sedikit
IFN – gama         meningkat moderat
PGE – 2                 meningkat moderat

Wah,.. ternyata banyak banget ya penurunan fungsi yang terjadi pada sistem imun lansia,.. maka dari itu para nenek n kakk kita ini perlu melakukan imunisasi,. Yuk kita liat jadwalnya ^^

JENIS/JADWAL
19 – 49 years
50 – 64 years
> 65 years
Tetanus, diptheria

Every 10 years

MMR
1-2 doses
1 dose

Varicella
2 doses (0, 4-8 weeks)
2 doses (0, 4-8 weeks)

Influenza
1 dose annually
1 dose annually

Pneumococcus
1-2 doses

1 dose
Hepatitis A

2 doses

Hepatitis B

3 doses

Meningococcus

1 or more doses