Selamat Datang Teman ^_^

Terimakasih sudah mengunjungi blok ini,.. Blok ini khusus buat kamu2 yang cinta akan dunia kesehatan, selamat membaca ya,.. semoga bermanfaat,..

Kamis, 23 Februari 2012

HERNIA


Oleh : Cut Regia Heldayana
Di Indonesia, permasalahan Hernia cukup banyak terjadi. sehingga perlu pengetahuan dini tentang penyakit Hernia, cara pencegahan dan pengobatannya. kalo gitu yuk kita mulai belajarnya,..
Bismillahirrahmanirrahim,..
 
Definisi
Hernia adalah protrusi organ viscus atau bagian organ viscus dari posisi normal (rongga peritoneum ) ke posisi abnormal melalui defek dinding abdomen.  Menurut tingkat keparahannya, hernia dibagi menjadi  4 tingkatan yaitu,
a.       Reducible (Reponibilis)                                : hernia yang belum parah dimana organ viscus yang mengalami protusi masih dapat kembali ke posisi normal.
b.      Irreducible (Irreponibilis)            : hernia yang sudah parah dimana organ viscus yang mengalami protusi tidak dapat kembali ke posisi normal.
c.       Incarcerata                                         : hernia yang lebih parah dimana organ viscus yamg mengalami protusi benar2 tidak dapat kembali lagi karena pintu tempat organ protusi sudah menyempit dan isi di kantung hernia sudah mengalami adhesi dengan kantung hernia.
d.      Strangulata                                         : hernia yang paling parah karena telah mengalami kompresi vasa yang disebabkan oleh adanya penyempitan lubang tempat protusi organ viscus.
Klasifikasi
a.       Hernia Inguinal                  : kondisi paling sering ( pria tersering ) à nanti dijelasin lebih lanjut ya teman,
b.      Hernia Femoralis              :  Protusi usus ke canalis femoralis.
c.       Hernia Paraumbilikalis : protusi organ viscus di atas atau bawah umbilicus. Factor resikonya adalah obesitas dan ascites.
d.      Hernia Epigastric               : protrusi organ viscus melalui linea alba atau diatas umbilicus.
e.      Hernia Incisional               : Hernia yang terjadi karena defek pada dinding abdomen pasca operasi, dimana  dinding abdomen tidak menutup/ membaik secara sempurna, sehingga melemah dan dapat terjadi protusi organ viscus melalui defek dinding abdomen pasca operasii tersebut.
f.        Hernia Spigellian               : Protusi organ viscus melalui linea semilunaris yaitu di bagian lateral M. rectus abdominis, dibawah atau lateral umbilicus.
g.       Hernia Lumbar                  : protusi organ viscus yang terjadi di trigonum lumbales.
h.      Richter;s hernia                                : hernia yang hanya melibatkan didnding usus saja, tidak sampai pada lumen.
i.         Hernia semilunaris
j.        Hernia Obsturatoria
k.       Hernia ischiadica
Faktor Predisposisi
1. Congenital
Factor penyebab hernia inguinalis karena congenital adalah factor tersering yaitu mencapai 85 %. . kelainan congenital tersebut adalah : processus vaginalis persisten yaitu kegagalan processus vaginalis untuk menutup sempurna, canalis nuck persisten dan obliterasi tidak sempurna umbilicus. Ketiga hal ini menjadi factor predisposisi congenital utama hernia.
2. Acquisita
3. Luka operasi
 Hal ini dikarenakan setelah operasi, penutupan luka tidak terjadi secara sempurna, sehingga dapat menjadi tempat untuk protrusi organ viscus. Misalnya pada keadaan hernia inncisional yang disebabkan oleh post operasi
4. Kelemahan Otot 
Lemahnya otot abdomen anterior menjadi penyebab kedua terbanyak setelah congenital pada hernia inguinalis, yaitu sekitar 15 %. Kelemahan otot ini terjadi karena beberapa hal yaitu : obesitas, kehamilan , malnutrisi, ketuaan, dan gangguan saraf.

Faktor Presipitasi
                Factor resipitasi adalah hal yang dapat mempercepat proses perjalanan penyakit atau memperparah kondisi penyakit. Nah, pada hernia, factor presipitasinya yaitu :
Batuk kronis, konstipasi, retensi urin kronis, partus, muntah, angkat berat dan ascites. Pada keadaan batuk kronis, konstipasi, partus , muntahdan angkat berat terdapat mekanisme yang serupa yaitu peningkatan tekanan intraabdominal. Jika otot anterior abdomen sudah lemah, dan diperparah dengan tekanan intraabdominal yang sering mengalami peningkatan, maka organ viscus akan lebih mudah mengalami protrusi kedinding yang lemah jarena selain tahanan dinding abdomennya rendah, dibantu oleh peningkatan tekanan intraabdominal yang mendorong organ viscus tersebut melawan tahanan dinding anterior abdomen.

Komponen Hernia
                Hernia terdiri dari kantong hernia (saccus ), isi (organ viscusnya : usus), dan pintu ( pada hernia inguinalis direct , protrusi organ viscus langsung didinding abdomen tanpa melewati annuls inguinalis profunda, tapi keluar lewat annulus inguinalis superficial. Sedang padahernia inguinalin indirect masuk lewat annulus inguinalis profuna dan keluar lewat annulus inguinalis superficial.

Hernia Inguinalis Lateralis
                Hernia inguinalis lateralis (HIL) atau Hernia inguinalis indirect adalah hernia yang terjadi paling sering (85 %). Penyebabnya adalah congenital dimana terjadi kegagalan penutupan processus vaginalis. Terjadi paling sering pada anak laki-laki. Hernia inguinalis lateralis terletak lateral dari a. epigastrica inferior. Hernia jenis ini mengalami protrusi dengan masuk lewat annulus inguinalis internus/profunda lalu berjalan didalam canalis inguinalis lalu keluar lewat annulus inguinalis externus/superficial. Hernia inguinalis lateralis/indirect ini sering masuk ke scrotum.
                Lapisan – lapisan HIL adalah sebagai berikut :
1. kulit
2. Fascia spermatica ext.
3. Fascia dan m. cremasterica
4. Fascia spermatica interna
5. Preperitoneal fat
6. peritoneum

Hernia Inguinnalis Medialis
                Hernia inguinalis medialis/ direct lebih jarang terjadi (15 %). Etiologi yang paling sering adalah dikarenakan lemahnya otot dinding abdomen di anterior. Ada 3 fossa yang menjadi locus minoris (tempat paling rentan terjadinya protrusi yaitu fossa supra vesica yang terletak antara plica ubilicalis mediana dan medialis, kedua fossa inguinalis medialis (trigonu hesselbach) yang terletak antara plica inguinalis medialis dan lateralis dan ketiga fossa inguinalis lateralis yang terletak di sebelah lateral plica inguinalis lateralis. Tempat paling sering terjadi hernia inguinalis medialis adalah di fossa ingunalis medialis (trigonum Hesselbach. Jenis hernia ini disebut direct karena langsung protrusi ke dinding abdomen melalui trigonum Hesselbach tanpa melalui annulus inguinalis profunda dan keluar lewat annulus inguinalis superficialis lalu menuju sub kutis.
                Lapisan-lapisan Hernia Inguinalis Medialis adalah sebagai berikut,
1.       Kulit
2.       Fascia abdominalis superficial
3.       Aponeurosis MOAE
4.       Fascia transversa abdomen
5.       Peritoneum
                Penyebab Hernia inguinalis medialis biasanya acquisita. Jika HIM dan HIL terjadi pada sisi yang bersamaan maka disebut Hernia Pentalon

Hernia Femoralis
                Protusi usus ke canalis femoralis,  yang terlihat sebagai massa dibagian atas medial paha atau dibawah ligamentum inguinal yang turun mengarah ke tungkai kaki. Berbeda dengan hernia inguinal yang protusinya mengarah ke groin (selangkangan). Hernia femoralis terjadi lebih banyak pada wanita di umur reproduksi atau lansia. Secara anatomis, bagian atas hernia akan dapat terpalpasi pada bagian inferior dan laeral tuberculum pubicum (sedang hernia inguinal akan terpalpasi pada bagian superior dan medial tuberculum pubicum). Letak canallis femoralis sendiri yaiu anterior dari ligamentum inguinalis, medial dari ligamentum lacunar,  lateral dari vena femoralis dan iliopsoas dan posterior dari ligamentum pectineal. Didalamnya terdapat lemak dan Cloquet’s node. Terapinya adalah Herniotomi ( ligasi dan eksisi kantung hernia) dan Hernioraphy ( memperbaiki defek hernia).
                 Hernia femoralis masuk lewat annulus femoralis, lalu keluar lewat canalis femoralis dan menuju ke subkutis. Adapun lapisan-lapisan hernia femoralis adalah :
1.       Subkutis
2.       Fascia cribiform
3.       Fascia lata
4.       Preperitoneal fat
5.       peritoneum
                jadi yang menjadi kantung hernia femoralis adalah peritoneum. Pada sliding hernia peritoneum bukan sebagai kantung. Pada hernia femoralis, isi dari kantung hernia adalah sebagai berikut : omentum, usus, sebagian lingkaran usus : hernia ritcher, diverticulum meckel : hernia littre, dua loop usus : hernia maydl, V.urinaria dan tuba fallopi.

Klinis
                Berdasarkan karakteristiknya, untuk mendiagnosis jenis hernia yang diderita pasien kita dapat memeriksa dari factor resiko, letak hingga px. klinisnya yaitu
a. Hernia Inguinalis Medialis        : terjadi pada lansia dan laki-laki. Letaknya diatas lig. Inguinalis. Pada pemeriksaan fisik kita dapat memasukkan seluruh jari (index) melalui annulus inguinalis externus
b. Hernia inguinalis Lateralis        : terjadi pada semua umur dan laki-laki. Letaknya diatas lig. Inguinalis. Pada pemeriksaan fisik kita hanya dapat memasukkan ujung jari (index) melalui annulus inguinalis externus
Hernia Femoralis                              : terjadi pada lansia dan perempuan. Letaknya dibawah lig. Inguinalis.

Prinsip Terapi
                1. Tidak diapa-apakan
                Untuk terapi seperti ini biasanya dilakukan pada hernia reponibilis yaitu dapat kembali lagi pada posisi normal, keadaan umum pasien jelek, dan sabuk hernia.
                2. Operasi
                a. Pre operasi    : diusahakan mengkontrol dan menghindari factor yang memperparah (presipitat)
                b. Operasi           : -Herniotomi : melakukan eksisi dan ligasi kantung hernia
                                                  - Hernioraphi : memperbaiki defek akibat hernia missal di jahit.
                                                  - Hernioplasty : merubah tampakan pada daerah hernia yang mengalami defek                                                                   agar kosmetiknya terlihat bagus kembali

Alhamdulillah J

Dyspepsia


O;eh : Cut Regia Heldayana

Definisi
                Dyspepsia adalah keadaan tidak nyaman pada perut bagian atas (epigastric) yang bersifat akut, kronik atau rekuren dengan ggeljala sebagai berikut :  discomfort, pain, aching, fullness, burning & indigesting (intinya perasaan perut penuh, mual, muntah, cepet kenyang, sering bersendawa, dan perut kembung). Sedang dyspepsia menurut Rome II adalah perasaan nyeri atau ketidaknyamanan yang terjadi di bagian atas abdomen. Menurut Rome II ini, dyspepsia terbagi menjadi subgroup, yatu :
1.       Ulcer – Like ( biasanya ditandai dengan rasa nyeri)
2.       Dismotility – Like ( biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman)
3.       Unspecified (tidak spesifik, dan tidak ada gejala utama)


 

UNINVESTIGATED
 
INVESTIGATED
 
FUNCTIONAL
Bersifat idiopatik, sering disebut non- ulcer dyspepsia

 
ORGANIC
 
IBS
 
                                               









         Epidemiologi
         Sekitar 15-25 % dari populasi umum mengalami dyspepsia dengan periode 12 bulan. Dyspepsia ini terjadi lebih sering daripada peptic ulcer. Sekitar 5% dari pasien yang yang memeriksakan ke pusat pelayanan kesehatan dikarenakan dyspepsia. Kebanyakan pasien yang mengalami dyspepsia tidak terdapat abnormalitas pada pemeriksaan endoscopy. Terkadang temuan endoscopy dan gejala klinis tidak berkolerasi dengan dyspepsia.
         Patogenesis
         Ada 5 faktor yang mendasari terjadinya dispepsia yaitu :
1.       Dysmotility
2.       H. pylori infection/inflammation
3.       Phsycosocial factor
4.       Gut Hypersensitivity
5.       Altered gastric acid secretion
         Etiologi
1.       Intoleransi makanan dan obat2an
         Indigesti makanan yang bersifat akut dapat dikarenakan makan terlalu banyak, terlalu cepat, terlalu berlemak, makan pada kondisi yang stress dan minum caffeine dan alkohol. Keadaan indigesti ini bersifat akut dan akan menimbulkan gejala-gejala dyspepsia.sedangkan obatan yang dapat mengakibatkan  dyspepsia adalah aspirin, NSAID, antibiotic (metronidazole, macrolide), obat2an diabetes (metformin, alpha glucosidase inhibitor, amylin analog, GLP-1 receptor antagonist), cholinesterase inhibitor(donepezil,rivastigmine), corticosteroid, digoxin, iron, dan opioid.

         2. Luminal Gastrointestinal Tract Dysfunction
         Penyakit peptic ulcer terjadi (mendasari) sekitar 5-15 % pasien dyspepsia.penyakit Gastroesofageal refluk terjadi pada 20% pasien dengang dyspepsia. Kanker gaster terjadi di 1 % pasien dengan dyspepsia, lebih sering pada pasien dengan umur >55 tahun dan jarang jika dibawah 45 tahun. Penyebab lainnya adalah gastroparesis, lactose intolence, malabsorbsi dan infeksi parasit ( giardia dan strongyloides) .

         3. Infeksi Helicobacter pylori
         Prevalensi terjadinya infeksi H.pylori disertai gastritis kronis yang menyebabkan dyspepsia adalah 20-50 %.
         4. penyakit Pankreas
         Pancreatic carcinoma, pancreatitis kronis
         5. Biliary Tract Disease
         Keadaan cholelithiasis atau choledolithiasis dapat mengakibatkan gejala dyspepsia seperti nyeri di uupuer kuadan abdomen. Namun harus dibedakan jika murni hanya billiary tract disease saja yang nyeri khasnya terlokalisir di right upper quadran.
         6. Kondisi Lain
         Penyakit seperti diabetes, penyakit thyroid, renal insufficiency, myocardial iskemik, intra-abdominal malignancy, gastric volvulus, paraesofageal hernia, dan kehamilan terkadang terjadi pada kondisi dyspepsia.

Penilaian Gejala
         Ada 4 kriteria yang harus diperhatikan dalam menilai gejala pasien dengan dyspepsia yaitu :
1. Gejala alami : karakteristik, radiasi, timing,durasi, frekuensi dan factor modifikasi
2. Tingkat stress pasien
3. Keparahan gejala
4. Alarm Featurea
Klasifikasi Dispepsia
1.       Dyspepsia  : sering dikenal dengan organic dyspepsia. Dyspepsia jenis ini adalah keadaan yang menimbulkan gejala dyspepsia pada umumnya seperti rasa kenyang, mual, muntah, perut kembung, bersendawa dan nyeri epigastrik. Disebabkan oleh gangguan organic yang udah dijelasin diatas ya J
2.       Uninvestigated dyspepsia : adalah dyspepsia yang terjadi tanpa gejala telebih dahulu, new onse atau terjadi kejadian rekuren dyspepsia tanpa disadari maka dari itu diagnosis spesifiknya belum ditentukan. Penyebabnya tidak diketahui
3.       Functional dyspepsia : dyspepsia yang memilki gejala yang sama namun pada pemeriksaan endoscopy tidak ditemukan kelainan organic, sehingga penyebabnya idiopatik. Sering disebut non-ulcer dyspepsia. Penyebab tidak diketahui dan penyebab organic dieksklusi.
Management
1.       Uninvestigated Dyspepsia
Pasien A : terdapat gejala umum disspepsia (Alarm features) dan usia diatas 45 tahun di rujuk/ investigasi dan langsung diobati.
Pasien B : idak ada gejala umum dyspepsia (no Alarm features) dan usia kurang dari 45 tahun diterapi berdasarkan gejala selama 4 minggu. Jika pasien merespon maka lanjutkan jika gejala sudah hilang berarti pengobatan selesai. Namun, jika pasien tidak merespon dilakukan first line investigasi yaituCUBT/ stool test. Hasil yang didapatkan adalah :
a. positif H. pylori : terapi eradikasi H. pylori , jika tidak merespon dilakukan second line investigation dengan dosis obat ditingkatkan dan diberikan terapi kombinasi
b. negative h.pylori : lakukan secong line investigation dengan meningkatkan dosis obat dan terapi kombinasi.

2. Dyspepsia
Menurut Maastrict European Consensus Guideline, terapi dyspepsia adalah sebagai berikut :
Pasien A : terdapat gejala umum disspepsia (Alarm features) dan usia diatas 45 tahun di rujuk/ ke gastroenterologist
Pasien B : idak ada gejala umum dyspepsia (no Alarm features) dan usia kurang dari 45 tahunmaka dilakukan anamnesis, lalu dilakukan test ada tidaknya infeksi H. pylory yaitu dengan CUBT dan laboratory serology. Jika positif H. pylori : terapi eradikasi H. pylori .

Ingat ya, ada 3 hal yang smenjadi pertimbangan harus rujuk : positif alarm feature, pasien usia > 45 tahun, dan tidak merespon terapi.

         3. Functional Dyspepsia
         Terapi untuk functional dyspepsia ada banyak pilihan, diantaranya adalah:
1. muco-protective agents
2. Acid inhibition
3. H.pylori eradication
4. Prokinetic agents
5. Phytoterapeutics, carminatives, ant-depressant, anti- serotoninergics, dan opioid

Kriteria Diagnostik Roma III
Dyspepsia functional
Paling sedikit dalam waktu 3 blan pada 6 bulan terakhir terdapat 1 atau lebih gejala dibawah ini :
1. Rasa penuh setelah makan
2. Cepat kenyang
3. Nyeri epigastrik
4. Rasa terbakar di ulu hati
5. Tidak ada penyakit yang mendasari (endoskopi atas)



Basic Ergonomi


Oleh : Cut Regia Heldayana

Teman2,… do’a dulu yuk, sebelum belajar,.. amiinn,.. semangat2! J

Apa itu basic ergonomi?
Basic ergononomi adalah sebuah ilmu terapan yang dibuat untuk menciptakan suatu kondisi kerja yang mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerjanya. Nah, untuk mencapainya, maka ada 4 aspek ilmu yang dilibatkan, yaitu : anthropometri, biomekanika, fisiologi dan psikologi. Kesehatan dan keselamatan kerja (nanti kita singkat jadi K3 aja ya) yang menjadi tujuan akhir basic ergonomi itu direalisasikan dengan 4 tujuan khusus, yaitu :

1.       Bekerja efektif dan efisien
Seorang pekerja layaknya bekerja sesuai dengan tata cara yang benar dan tidak menimbulkan kesulitan karena kesalahan dalam proses pengerjaannya. Misalnya, seorang operator computer yang menghabiskan waktu 8 jam didepan computer seharusnya dapat bekerja efektif dengan mempertimbangkan tatacara pengerjaan tugas yang benar, aspek nutrisi selama 8 jam, posisi duduk, jarak mata dan layar computer, suasana dan kondisi ruang kerja serta hal lain yang perlu diperhatikan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif dan menghasilkan produk yang baik. Kedua, penggunaan waktu yang efisien turut menjadi perhatian yang penting berkaitan dengan energy yang harus dikeluarkan oleh pekerja. Selayaknya dalam waktu 8 jam tsb, sang operator mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tidak ada yang tidak terselesaikan. Jika ada yang belum selesai, berarti waktu yang digunakan tidak efisien. (jadi inget hsc yang selalu telat ngumpulinnya L)

2.       Kesehatan dan keselamatan para pekerja
Kalo yang ini intinya bagaimana suatu perusahaan mempersiapkan pekerja lengkap dengan pelindung yang harus digunakan aat pekerja serta para pekerja sudah benar2 mengerti tata cara melakukan pekerjaan dengan benar tanpa membahayakan dirinya. Selain itu juga perusahaan harus menyediakan pertolongan medis yang segera jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Selain itu juga sudah selayaknya perusahaan menyediakan asuransi bagi para pekerjanya J

3.       Kemudahan penggunaan alat
Kalo ini lebih ke kompetensi para pekerja dalam mengoperasikan peralatan yang akan digunakan selama bekerja. Selain itu juga dihubungkan dengan aspek antropometrinya ya,.. kan percuma kalo caranya udah ngerti tapi ukurannya malah ng sesuai,.. kan kalau Indonesia itu beda ya postur tubuhnya sama orang2 eropa, jadi peralatan kerja juga disesuaikan dengan antropometrinya.

4.       Kenyamanan dalam bekerja
Situasi dan kondisinya juga mesti dipertmbangkan,.. misalnya kita kerja diruangan yang ber-ac,.. tapi ng dikasih minum… ya,.. bisa dehidrasi plus plus dong,… selain itu juga vibrasi dan kebisingan juga mempengaruhi kenyamanan pekerja bahkan dapat mengganggu pendengaran.
Sehingga dengan merealisaskan ke empat tujuan basic ergonomic tadi, diharapkan suatu pekerjaan dapat memiliki 3 sifat dibawah ini J:
1.       Tolerable : pekerjaan tersebut bisa ditleransi oleh pekerjanya, maksudnya tingkat stressnya it tidak melebihi ambang batas pekerja,.. dan mampu ditolensi oleh pekerja dan dikerjakan dengan baik serta mnghasilkan produk yang maksimal.
2.       Acceptable : dapat diterima. Maksudnya pekerjaannyanya itu dirasa sesuai dengan kompetensinya. Misalnya yang perempuan kan ng mungkin kerja dibagian distribusi yang kerjanya ngangkat2 barang dari pabrik kepasar, tapi cocoknya ya di bagian  pengemasan J, nanti baru deh yang bapak2nya yang bagian ngangkat2. Kan kalo gitu bisa di teima sama pekerjanya.
3.       Optimal :Akhirnya,… pekerja merasa senang karena dari pihak perusahaan mengedepankan aspek K3 tadi sehingga mempengaruhi kondisi psikologi kerja yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Sehingga kerjaan dapat dikerjakan sesuai perintah dan menghasilkan produk yang optimal.. alhamdulillah J
4.        
Sekarang kita bahas 4 aspek ilmunya yuk,..
1.       Anthropometri
Adalah ilmu yang mempelajari tentang ukuran tubuh manusia. Untuk apa? Hal ini berkaitan dengan peralatan yang akan digunakan oleh pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Contohnya KURSI. Dengan melibatkan aspek anthropometri, kita dapat membuat kursi yang beraneka ragam berdasarkan umur, sex dan genetic. Kursi untuk para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan rata2 1 jam itu jelas berbeda dengan kursi adek2 TK yang masih aktif bergerak. Begitu juga dengan ketinggian/ ukuran kursinya,. Dimana yang TK kan harusnya lebih pendek,.. contoh lainnya adalah tas yang digunakan oleh para pendaki gunung. Kan beda sama tas yang kita bawa untuk kuliah,.. coba dituker,.. jadi ng ergonomis kan,.. ya intinya aspek anthropometri itu menyesuaikan segala peralatan yang akan kita gunakan dalam bekerja dengan umur, sex dan geneticà ukuran tubuh.

2.       Biomekanika
Setelah menyesuaikan antara peralatan dengan aspek anthropometrisnya, kita juga perlu mempertimbangkan aspek biomekanikanya. Aspek biomekanika itu apa? Biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang kuantitas stress yang didapatkan oleh pekerja dalam menjalani pekejaannya. Misalnya ya,.. operator computer yang kerjaannya itu cenderung statis,…  maka akan berbeda stress yang didapatkan dengan pekerja sebagai guru TK yang pekerjaannya cenderung dinamis. Stress yang sifatnya didapatkan dari kontraksi statis akan menurunkan aliran darah ototà menurunkan up take dan transport oksigenà metabolisme anaerobà penumpukan as. Laktatà kelelahan otot. Beda dengan kontraksi dinamis. Kan sifatnya berarti kontraksi-relaksasi-kontraksi lagi berulang2… sehingga tidak cepat menghasilkan kelelahan.

3.       Physiology
Normalnya, setiap kontraksi yang kita laukan akan memerlukan ATP/ energy. Begitu juga dengan pekerjaan yang kita lakukan. Nah, peran ilmu fisiologi ini adalah untuk menyelaraskan energy yang kita butuhkan dalam menyelesaikan tugas kita. Dimana, pekerjaan tersebut tidak boleh melebihi batas maksimal energy yang boleh kita keluarkan perharinya,… nah untuk menyelaraskan antara kalori yang dibutuhkan (energy) dengan pekerjaan yang akan dilakukan maka perlu konsumsi nutirisi yang baik dan seimbang serta pengaturan jadwal kerja dan jadwal istirahat yang sesuai dengan metabolisme dalam tubuh kita. Inget kan kuliahnya work physiology “seseorang itu tidak dapat melebihi 30-40% kapasitas kerjanya dalam 8 jam tanpa menimbulkan rasa lelah” jadi kalo kita mau begadang,…. Ng boleh lebih dari 8 jam teman,.. soalnya kapasitas kerja kita nanti menurun jadi < 30 % terus hasil hafalannya ng maksimal deh.. hehe. Nah, maka perlu jadwal istirahat dalam setiap pererjaan,.. misalnya istirahat setiap 4 jam sekali,.. waktu istirahatnya 1 jam,.. fungsinya untuk mengembalikan kembali energy dan memperbaiki sel2 yang udah rusak.

4.       Psychology
Aspek psikis juga sangat mempengaruhi kualitas kerja. Misalnya supervisornya jarang senyum, teman kerja kurang ramah dan permasalahan lainnya akan meningkatkan stressor yang bersifat psikis sehingga mengaibatkan penurunan produktivitas kerja.
Dari tadi kan kita udah belajar teori basic ergonimi nih,.. sekarang kita belajar kondisi patologis akibat basic ergonomic disuatu perusahaan ng jalan J

1.       Gangguan Muskuloskeletal
Adalah permasalahan yang terjadi pada otot, saraf, tendon, ligament, sendi, dan kartilago. Dikatakan gangguan musculoskeletal yang berhubungan dengan basic ergonomis adalah yang bersifat kronis, dimana gangguannya sudah terjadi dalam kurun waktu yang lama, paling ng > 2 minggu. Cara mendiagnosisnya adalah dengan anamnesis, menanyakan riwayat medis, pemeriksaan fisik dan tes penunjang jika diperukan. Contohnya adalaha cappal tunnel syndrome yang didiagnosis dari gejala primer low back pain.

2.       Work – Related Musculoskeletal Disorder
Gangguan musculoskeletal yang diakibatkan oleh factor tempat kerja, karakteristik personal dalam bekerja dan lingkungan social yang berpengaruh dengan pekerjaannya. Adanya WRMD ini tentu akan menurunkan produktivitas kerja seseorang.
Factor resiko WMSD
1.       Repetition : terpapar dengan causa secara berulang-ulang. Misalnya pada operator computer dengan bukan operator computerà berdasarkan penelitian secara eidemiologi, analisa biomekanik, fisiologi dan psikologinya, maka didapatkan bahwa operator computer lebih rentan mengalami myopi.
2.       Forceful exertion : beban berat tentu akan meningkatkan stress yang ditimbulkan pada otot2 besar.
3.       Direct mechanical pressure : tekanan mekanis yang langsung misalnya duduk dikursi kayu yang keras akan meningkatkan resiko gangguan musculoskeletal dibandingkan yang duduk dikursi empuk J
4.       Static posture : intinya kan meningkatkan metabolisme anaerob karena kurangnya uptake dan transport oksigen ke sel jadi akan mudal lelah
5.       Inadequate recovery time : berhubungan dengan waktu istirahat, dimana diperlukan waktu istirahat yang sesuai untuk mengembalikan  energy yang dapat digunakan untuk bekerja kembali.
6.       Awkward posture : posisi tubuh dalam bekerja juga harus se ergonomis mungkin sehingga bekerjanya itu bisa nyaman. Jangan terlau ekstensi atau bahkan terlalu fleksi.
7.       Environmental stressor : berhubungan dengan situasi lingkungan. Misalnya suhu yang terlalu panas, ac yang terlalu dingin, bising, vibrasi yang terlalu kuat dll.
*Common upper extrimity CTD’s à tendonitis, tenosynovitis, trigger finger, epicondylitis, dll 
Nah, kalo kondisi patologis seperti diatas udah terjadi, apa yang harus dilakukan untuk langkah kuratifnya?
Yang harus dilakukan itu ada 2, yaitu :
1.       Teknis : yaitu dengan cara menghilangkan penyebabnya. Caranya ada 5 :
a.       Merubah tempat kerja : misalnya kursinya diubah jadi lebih empuk, lampunya lebih terang, dipasangin ac, ventilasinya diperbanyak, dll
b.      Desain alat : disesuaikan kembali peralatan yang kita gunakan dengan tangan kita. Misalnya operator telepon yang harus mengangkat telpon yang banyak harusnya mejanya kan jadi kayak little U dan teleponnya harus dekat sama dia, supaya ng susah ngangkat telpon yang berbeda2. 
c.       Modifikasi : posisinya yang biasanya Cuma duduk aja, bisa diganti jadi duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi agar melakukan kontraksi yang dinamis dan tidak statis.
d.      Mechanical assist : melakukan asistensi dalam cara penggunaan alat secara benar, agar pekerja benar2 melakukan pekerjaan dengan cara yang benar sehingga tidak ada kekeliruan  yang kembali terjadi dan membahayakan dirinya.
e.       Education

2.       Kontrol administratif
a.       Training : perusahan melakukan training bagi para pekerjanya. Trainingnya bisa yang bersifat teknik pekerjaan yang benar atau training dalam hal menghadapi situasi emergency menghadapi kecelakaan kerja.
b.      Rotasi kerja : untuk menyegarkan kembali suasana kerja. Biasanya rotasi dilakukan tanpa mengubah spesialisasi kemampuan para pekerja.
c.       Pacing:  biasanya dilakukan pada pekerja yang menerima stress secara repetitive sehingga meningkatkan beban kerjanya hngga menimbulkan gangguan. Pada kondisi ini berarti beban kerjanya itu harus diturunkan.
d.      Pelindung diri : masker, sarung tangan dll
e.      Job enlargement : seleksi pegawaià sehingga pekerja melakukan hal yang sesuai kemampuannya.

Alhamdulillah,.. semoga bermanfaat ya teman, maaf ya kalo ng lengkap atau ngebingungin,.. semoga bisa memudahkan dalam belajar amin,.. J
“ tahukah teman? Kau yang memiliki banyak kelebihan, maka kau pula yang Allah titipkan banyak beban,.. hm,.. bukan beban, tapi amanah,.. maka jagalah amanahNya”
_mari bersemangat menjaga apa yang telah diraih J_