Selamat Datang Teman ^_^

Terimakasih sudah mengunjungi blok ini,.. Blok ini khusus buat kamu2 yang cinta akan dunia kesehatan, selamat membaca ya,.. semoga bermanfaat,..

Jumat, 11 Maret 2011

ADAPTATION AND PHYSIOLOGY OF THE NEWBORN


Transisi fetus ke kehidupan neonatus merupakan periode kritis yg melibatkan berbagai perubahan fisiologis tubuh dan system organ pd fetus. Fetus harus pindah dari kehidupan yg serba disediakan oleh ibunya (dependent organism) ke kehidapan baru, yg menuntutnya harus mandiri (independent organism), dan panggilannya sekarang berubah jadi.. NEONATUS,.. sama seperti kita yg kini dipanggil MAHASISWA,.. dulu kan siswa J. Namun sayangnya, beberapa neonatus mengalami abnormalitas congenital, trauma lahir, atau terkena penyakit lainnya ketika proses transisi ini tejadi. Hal ini semestinya dapat dicegah dgn dilakukan assessment & nusing care pada masa transisi itu, lalu… neonatus yg memiliki permasalahan2 tsb, dapat di beri intervensi yg sesuai untuk menanganinya. Nah, supaya bisa melakukan intervensi y tepat, disini kita akan mencari tahu faktor apa saja yg mempengaruhi dan mekanisme yg terjadi pd adaptasi dan perubahan fisologis pada periode awal neonatus, hingga kalo ada abnormalitas,.. pasti ada something wrong sama factor n mekanismenya,.. mulai yuk,..
Adapun faktor2 yg mempengaruhi adaptasi dan perubahan fisiologis pd neonatus adalah
Riwayat maternal, kondisi obstetrik dan medis, status intrapartum, permasalahan persalinan, penilaian dan intervensi yg dilakukan pd periode transisi. Riwayat prenatal & intrapartum maternal sgt penting krn dpt mengidentifikasi faktor2 yg petensial mempengaruhi keberhasilan transisi. Penilaian fetus intrapartum menyediakan data penting ttg respon fetus untuk dilahirkan. Misalnya,  monitor Electronic Fetal Heart Rate memberi data pd kita tentang kondisi sang fetus, jika tidak baik.. maka tindakan resusitasi intrauterine hrs dilakukan, seperti perubahan posisi ibu, terapi oksigen, pemberian cairan intrauterine. Nah pemberian oxytocin harus dikurangi atau dihentikan selama infus. Selain itu, kondisi jalan lahir dan proses persalinan juga hrs diperhatikan,..  kesemuanya itu merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses transisi. 
Mekanisme Adaptasi dan Perubahan Fisiologis Neonatus
Sistem respirasi, kardiovaskuler, termoregulasi, dan imun, menglami perubahan fisiologis dan adaptasi selama transisi dari fetus ke neonatus. Namun, yang paling penting,.. adalah sistem respirasi dan kardiovaskuler…
A.      Adaptasi Sistem Respirasi
Transisi neonatus ke ekstrauterin menyebabkan terjadinya 2 adaptasi dari sistem pernapasan, yaitu kemampuan untuk mengeluarkan cairan paru-paru dan mampu melakukan respirasi menggunakan paru-paru sebagai organ utama pertukaran gas setelah lepas dari sirkulasi uteroplasenta. Nah, kita bahas satu2 yuk,.. kenapa ada cairan di paru-paru?? Pada masa fetus, cairan paru2 disekresi oleh epithelium pulmonalis, yang penting u/ pertumbuhan normal dan perkembangan alveoli, nah,.. pada akhir masa kehamilan, produksi cairan tersebut menurun. Peningkatan catecholamine yg terjadi sesaat sebelum persalinan mengakibatkan penurunan level cairan paru2 tersebut. Nah,.. bagi neonatus yang persalinannya ng melalui pervaginal, atau melalui section cesarean,.. lebih mudah menderita tachypnea pada neonatus atau lebih dikenal TTN (tachypnea of the newborn) karena rendahnya kadar cathecolamine dlm serum.,.. sekarang, kita ke adaptasi yg ke 2 ya,.. inisiasi pernapasan pd neonatus merupakan proses kompleks, knp? Krn melibatkan 3 stimulus,.. yaitu kimia, mekanik dan sensoris,..
a.       Stimulus Kimia
Adapun faktor2 yang menstimulus reaksi kimia dalam inisiasi pernapasan adl,… penurunan oksigen, kenaikan karbondioksida, dan penurunan pH. Ketiga faktor tsb akan menstimulus kemoreseptor carotid dan fetal aortic, memacu pusat respirasi pada medulla untuk menginisiasi pernapasan, namun,.. sumber lain mengatakan bahwa yang menginisiasi pernapasan adl terjepitnya plasenta.
b.       Stimulus Mekanik
Seperti yg teman2 udah tau sebelumnya, di uterus,.. paru2 fetus terisi cairan. Nah, pada saat persalinan pervaginal Kala 2, maka akan terjadi kompresi pd dada fetus, shg 1/3 cairan tsb keluar dri paru2. Ketika dada sudah keluar dari jalan lahir, dada kembali mengembang,membentuk tek.negatif dan udara masuk kerongga dada. Adanya inspirasi pasif udara ini memindahkan cairan y sebelumnya mengisi alveoli. Lalu, ekspansi dan persebaran udara melalui alveoli tjd saat neonatus menangis. Tangisan membuat tek. Intratakeal positif yg menjaga alveoli tetap terbuka dan mendorong cairan yg masih ada di paru2 keluar menuju kapiler pulmonalis dan sirkulasi limfatik.
c.        Stimulus Sensoris
Dalam proses persalinan, neonatus diekspos oleh berbagai macam stimulus taktil, visual, auditori, dan olfaktori. Stimulus taktil diberikan saat fetus masih didalam uterus dan menerima kontraksi uterus lalu turun ke pelvis dan jalan lahir. Sedangkan setelah lahir,.. adanya stimulus cahaya, suara, sentuhan, bau, dan nyeri menstimulus neonatus untuk melakukan inisiasi bernafas.
Faktor Pendukung
a.       Aliran Darah Pulmonal
Seperti yg telah teman2 ketahui, didlm uterus plasenta adl organ utama pertukaran gas. Darah yg kaya O2, dialirkan dari plasenta melalui vena umbilikalis melewati duktus venosus lalu ke vena cava inferior, selanjutnya kejantung kanan dan kiri untuk dialirkan keseluruh tubuh. Paru2 yg terisi air menyebabkan hipoksia alveolar, padahal arteriola pulmo fetus itu sgt sensitive trhdp O2, arteriola ini memiliki lapisan otot yg tebal karena kadar O2  y rendah di uterus. Hal ini menyebabkan kontriksi arteriora pulmonalis yg meningkatkan Pulmonary Vascular Resistance (PVR) dan menurunkan aliran darah pulmo. Setelah lahir, vasodilatasi pulmo terjadi krn masuknya O2 ke paru2. Padahalkan O2 itu vasodilator pulmonal, shg tjd penurunan PVR dan peningkatan aliran darah pulmo. Jika aliran darah pulmo lancar, maka pertukaran gas neonatus dan transisi juga lancar.
b.       Produksi Surfaktan
Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan mencegah kolaps alveolar selama inspirasi dan ekspirasi. Produksi surfaktan memang sudah dimulai sejak usia gestasi 22 minggu, namun adekuat saat berumur 34-36 minggu. Defisiensi surfaktan terjadi pd atelectasis dan kondisi dimana neonatus hrs bernafas dgn kuat.
c.        Otot2 Pernafasan
Otot2 pernafasan seperti M.intercostalis, membantu tulang rusuk saat inspirasi dlm membentuk tekanan intrathoracic negative. Namun, pd awal kelahiran, otot ini blm sepenuhnya berkembang, shg memerlukan tenaga yg lebih dlm respirasi.
B.       Adaptasi Kardiovaskuler
Adapun yang mempengaruhi sistem kardiovaskuler adl perubahn fisiologis pada vaskuler, termasuk penurunan PVR, yg mengakibatkan peningkatan aliran darah pulmonal dan peningkatan resistensi vaskuler sistemik atau SVR (systemic vascular resistance)
a.       Sirkulasi Fetal
Diulang lagi ya,.. walupun teman2 pd udah tau,.. J. Dlm uterus, darah yg kaya oksigen dialirkan dr plasenta melalui vena umbilikalisàsistem hepaticà duktus venosusàvena cava inferiorà atrium dextraà atrium sinistraà ventrikel sinistraà aorta ascendenà jantung,otak dan selurh tubuh. Nah, for. Ovale kan menghubungkan antara atrium kiri n kanan,darahmengalir dari atrium kiri ke kanan, krn disebabkan tekanan di atrium kakak lebih tinggi drpd yg kiri,.. selain itu, arah dari vena cava inferior yg membawa darah kurang oksigen dari kepala n ekstremitas atas ke atrium kanan bercampur dgn darah yg kaya oksigen, darah ini masuk ke ventrikel kanan dan a. pulmonalis, dimana dpt meningkatkan resistensi a.pulmonalis hingga 60% dr darah tsb mampu melewatiduktus arteriosus lalu ke aorta descenden, dan mendrainase ekstremitas bawah fetus. Sedang yg 40% nya yg msh ada di ventrikel kanan perfusi ke jar. Pulmo untuk metabolism.. J
b.      Sirkulasi Neonatal
Adanya kejadian terjepit (clamping) pada tali pusat pada kelahiran, mengurangi kemampuan plasenta sbg peasok darah utama pd fetus. Hal ni mengakibatkan peningkatan SVR, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan tek. Pd jantung kiri fetus. Nah, pada saat plasenta lepas, maka aliran darah dari plasenta ke duktus venosus sdh tereliminasi. Kemudian, aliran darah vena sistemik dialirkan langsung ke sistem hepatic. Terjadi konstriksi pd vena umbilikalis mengakibatkan penutupan vasa tsb scr tiba2, lalu obliterasi deh jd plica umbilicalis media (semoga ng salah,.. ng liat sobota lg, J). Adaptasi lainnya adl adanya pernafasan awal neonatus dan peningkatan kadar oksigenà peningkatan aliran darah pulmonalis dan menjadikan paru2 mnjadi organ utama pertukaran gas,.. Dampaknya adl for. Ovale menutup, krn tek. Atrium kiri sekarang lbh tinggi drpada yg kanan,.. soalnya tadi kan aliran darah pulmonal menigkat, jadi venous return aliran darah pulmonal dari paru2 jga meningkat, lalu terjadi juga penutupan duktus arteriosus. Di uterus,aliran darah yg melalui duktus artesiosus itu disebabkan krn tingginya PVR, nah,.. setelah lahir, SVR yg meningkat sedang PVR menurun, menyebabkan darah yg ke duktus arteriosus balik lagi,.. (pas fetus kan 60%), nah pas neonatus ng sanggup dialirkan lagi, hingga tjd penutupan, factor utamanya adalah sensitifitas dari O2 yang meningkat mengakibatkan kontriksi duktus arteriosus. Selain itu, saat masa fetus, terdapat kadar yg tinggi dri prostaglandin yg mempertahankan patent duktus arteriosus, namun stlh lahir prostaglandin menurunà duktus menutup. Pd neonatus, patent duktus arteriosus msh ada pd 8 jam pertama, lalu menutup scr spontan pd 24 jam (42%) dan 48 jam (90%) setelah lahir. Penutupan permanen duktus arteriosus tjd pd 3 minggu-3 bulan stl lahir. Namun, pd situasi klinis yg menyebabkan hipoksia dgn vasokontriksi pulmonalis dan peninkatan PVR dpt terjadi aliran darah dr atrium kanan ke kiri,.. keberhasilan transisi dan penutupan fetal shunt menghasilkan sirkulasi neonatus dimana darah deoksigenasi kembali kejantung melalui vena cava inferior dan superiorà atrium dextraà ventrikel dextraàarteri pulmonalisà ulmonry vascular bed. Sedang darah oksigenasi kembali melalui vena pulmonalisà atrium sinistraà ventrikel sinistraà aortaà aliran darah sistemik.
C.       Thermoregulasi
Kemampuan neonatus untk mengkontrol temperature tubuh dipengaruhi oleh ling. Luar dan proses fisiologis tubuh. Penyebab hilangnya panas pada neonatus adl area permukaan tubuh yag lebih besar disbanding massa tubuh neonatus, jumlah lemak subkutan yg sedikit,kulit yg tipis, maturitas pusat thermoregulasi, dan penyimpanan energy. Lalu, bagaimana cara neonatus mempertahankan kehangatan dlm tubuhnya? Nah, neonatus empertahankan kehangatan dgn nonshivering thermogenesis, peningkatan metabolism, peningkatan aktivitas otot. Selain itu, vasokontriksi perifer jg mencegah kehilangan panas dan dgn mekanisme hilangnya panas, seperi evaporasi, onduksi, konveksi dan radiasi. Kita bahas satu per satu yukk,.. J
a.       Mekanisme Produksi Panas
v Nonshivering Thermogenesis
Neonatus itu jarang menggigil, krn punya mekanisme ini J. Panas diproduksi dari lemak coklat, proses ini hanya erjadi pd neonatus aja ya,.. lemka ini terdiri dari vasa ydgn jumlah y besar dan terdapat di leher, scapula, axilla, mediastinum, sekitar ginjal, dan gland.adrenal. produksi lemak ini dimulai pd usia gestasi 26-28 minggu dan berlanjut hgga 3-5 minggu stlh lahir. Ketika terekspos dingin, reseptor suhu dikulit mentransmisi rangsangan ke sistem saraf pusatà aktivasi sist. Saraf simpatisàmamacu metabolisme lemak coklat, dimana prosesnya menggunakan glukosa & oksigen dan hasil akhirnya adalah asam.
v Aktivitas Otot
Panas pd neonatus diproduksi dgn gerakan otot yg minimal. Fleksi ekstremitas dan mempertahankan posisi akan mencegah hilangnya panas. Bayi y aterm, mampu mempertahankan posisi, namn bagi bayi preterm,.. tonus ototnya lemah, jdi ng punya kemampuan mempertahankan posisi fleksià cold stress.
b.       Mekanisme Kehilangan Panas
v Evaporasi:Panas hilang dari cairan yg ada dikulit neonatus, atau di membrane mucus dan berpindah ke udara ruangan
v Konduksi : tjd ketika neonatus diletakkan pada benda solid yang dingin, jd panasnya ditransfer scr langsung
v Radiasi    : panas hilang dari tubuh neonatus ke benda yg solid tanpa bersentuhan scr langsung.
v Konveksi  : panas hilang dari kulit neonatus melalui pergerakan udara.
Panas dalam tubuh neonatus harus dipertahankan pada 36.5 – 37.5 C. manajemen pertahanan temperatur tubuh janin hrs dilakukan u/ mencegah cold stress dan hypothermia, krn suhu neonatus akn menurun sesaat setelah lahir. Ketika dinginà aktivasi nonshivering thermogenesis (metablisme lemak coklat)à peningkatan konsumsi oksigenàpeningkatan laju respirasià vasokontriksi pulmonalà hipoksia jaringanà vasokontriksi periferà metabolisme anaerobà asidosis metabolik. Selain itu terjadi juga peningkatan penggunaan glukosaà deplesi kadar glukosaà hipoglikemia.
Mekanisme Pusat Thermoregulasi
Terjadi disistem saraf pusat,..
a.       pusat kehilangan panas
adapun efek yg terjadi adalah vasodilatasi, pengeluaran keringat, dan penurunan tonus otot
b.       pusat produksi panas
adapun efek yg terjdi adalah vasokontriksi, peningkatan metabolisme, shivering (pusatnya di nucleus rubra)à bisa dikompensasi dengan nonshivering thermogenesis, penurunan keringat, dan peningkatan hormone thyroid.
D.      Adaptasi Sistem Imun
Neonatus rentan terkena infeksi krn sistem imun yg immature dan msh kurang terpajan dgn organism lain,.. neonatus hanya tergantung pd imunitas pasif IgG yg didapatkan dari ibu melalui transport aktif transplasenta selama trimester 3. Pd bayi immature resikonya lebih tinggi krn blm mndptkan IgG dan sist. Imun yg sgt immature. Imunitas di pertahankan oleh immunoglobulin, yaitu antibody y disekresi o/ limfosit dan sel plasma. Ada 3 imm. Utama, yaiut IgG,IgA, dan IgM. Namun, krn ukurannya kecil, maka hanya IgGlah yg bisa melewati plasenta. IgG memproteksi neonatus dari infeksi bakteri dan virus yg antibodinya sudah ada di ibu sebelumnya. IgM dan IgA tdk melewati plasenta. IgM meningkat pd neonatus, jika ditemukan infeksi intrauterine (TORCH). Leukosit y immature tidak bisa membunuh pathogen, shg mekanisme pertahanan o/ leukosit : chemotaxis(pergerakan leukosit ke pusat infeksi), opsonization (persiapan sel u/ ingesti pathogen), dan fagositosis (ingesti patogan) tidah dapat dilakukan. Selain itu, sebagaimana yg teman2 udh tau, limfosit bertanggung jawab u/ respon spesifik trhdp sist.imun dan produksi antibdi. Limfosit akan sensiti dan cepat mengenali pathogen yang diekspos ke dirinya,.. jika serin terekspos dgn pathogen tertent, limfosit akan mudah u/ menghancurkannya ( kan udah kenal lama, berarti udah tau, kelemahannya,… hihi). Namun, pada neonatus,.. masih sgt kurang terekspos sama pathogen,.. jadi limfositnya msh bingung,.. harus diapain ya, makanya dia kenalan dulu sma pathogen A, lama prosesnya,.. hingga akhirnya limosit tau kelemahan pathogen A, baru di hancurkan,.. J. Selain itu, yg paling penting sebenarnya adl aware trhd siapa aja y memegang neonatus itu, misalnya perawat, mesti cuci tangan dulu,.. krn kulit neonatus msh sgt tipis dan gampang iritasi,..
E.       Sistem Gastrointestinal
Pada neonatus ada beberapa reflek tyg terjadi akibat transisi. Pertama reflek suckling, adalah reflek menghisap yg dilakukan o/ neonatus,.. sebenarnya kan pas masa fetus, dia selalu minum cairan amnion tu, pas neonatus masih kebawa2,.. jd paling sering dia ngehisap jarinya,.. soalnya baunya sama kyk cairan amnion, selain itu,.. putting ibu jga memiliki aroma yg mirip,.. J. Kedua adl reflek swallowing adl reflek menelan,.. sebenarnya pada usia gestasi 26 minggu, reflek ini sdh ada,.. jd pas neonatus makin sempurna, khususnya menelan ASI,.. yang ketiga adl pengeluaran mekonium yg terjadi <24 jam setelah lahir,.. jika hal ini tdk terjadi,.. maka hrs dicurigai keadaan patologis,.. misalnya aja obstuksi mekanik pd usus (hirscphrung’s disease), yg keempat, pemberian ASI,… asi merupakan makanan utama setelah lahir, cocok dgn sist. Gastrointestinal sang neonatus, krn globul lemaknya lebih kecil hgga mudah dicerna, selain itu juga komposisinya cocok n kolostrum pada ASI pertama yg enting bagi perkembangan otak. Yg kelima adl, adanya motilitas gaster yg sebenarnya sudah ada sejak usia gestasi 24 minggu, shg dpt mencerna ASI (walaupun motilitasnya msh lemah), yg keenam adl produksi enzim,.. misalnya rennin yg berfungsi melumatkan kontur ASI shg mdh dicerna, yg ke tujuh,.. neonatus sdh dpt mengkoordinasikan bernafas-menghisap-menelan, dan yg terakhir adl enteral-parenterl feeding.
F.       Nutrisi
Nutrisi neonatus harus didapatkan dari ASI (eksklusif 6 bulan),.. disarankan jika ingin memberi susu formula setelah berumur 1 tahun,.. namun, lebih baik dilanjutkan hingga 2 tahun. Kecuali bagi ibu2 yg memiliki kontraindikasi menyusui : HIV (namun, dlm beberapa sumber bisa diberi dgn teknik mengeluarkan air susu ke wadah lain, namun, ada juga sumber yg benar2 tidak memperbolehkan,.. setau aku juga ASI ibu HIV menyumbang 30% resiko terinfeksi, menurut teman2 bagaimana?? J , Tuberculosis aktif, mengkonsumsi alkohol dan rokok, dll( bagi ibu yg hepatitis B dapat menyusui anaknya, jika telah diberi vaksin Hepatitis B sebelumnya).
Estimated caloric requirement of a
growing preterm infant (AAP 1985)
Kcal / kg / day
Resting metabolic rate
50

Cold stress
10

Activity
15

Synthesis / thermic effect of food
8
Fecal loss
12
Growth
5
Total 120
Aim: 120 Kcal/ kg/day, 3 to 3.8 g protein/ kg/day

Laju pertambahan berat fetus meningkat dgn signifikan pd usia gestasi 26-36 minggu. Pada neonatus preterm, harus dipastikan bahwa laju pertambahan berat badannya harus sama dengan pertambahan BB di intrauterine sesuai dgn usia gestasinya, yaitu 15 g/kg BB/ hari

 
Proses Menyusui
Pengeluaran oksitosin: Neonatus menghisap puting ibuà saraf interkostal ke 4-6à medulla spinalisà sistem saraf pusatànukleus supraoptik + ventrikuarà hipofisis posteriorà oksitosin-> pengeluaran asi dipicu o/ stimulasi sel mioepithelial . oksitosin disekresi sebelum atau setelah menyusui untuk mengalirkan susu
Pengeluaran prolaktin: Neonatus menghisap putting ibuà saraf interkostal 4-6à medulla spinalisà sist. Saraf pusatà nuk. Supraoptik + ventricular-> hipofisis anteriorà prolaktinà produksi susu. Di sekresi setelah untuk memproduksi ASI berikutnya, lebih banyak diproduksi pd malam hari, dan menurunkan GnRH untuk mencegah ovulasi. Oksitosin berfungsi membuat sel2 otot berkontraksi, prolaktin memubuat sel pensekresi susu, sedand snanti akan terkumpul di sinus laktiferus. Pada minggu pertama ASI mengandung kolostrum, pd minggu ke-2 transisi dan minggu ke-3 ASI murni.
G.      Metabolisme Bilirubin
Bilirubin adl senya tetrapyrrole dgn pengganian khusus pd sisi rantai dr 4 cincin pyrrole. Diproduksi terutama oleh hepat dan lien dan katabolisme hemoglobin + senyawa berisi heme, seperti mioglobin, sitokrm, triptofan pyrrolase dll. Kadar bilirubin pada neonatus normal meningkat pada hari 1-4, dan menurun kembali pada hari ke 7-10. Kadar bilirubin dikatakan hiperbilirubinemia fisiologis jika rentangnya 5-7,5 mg/dl. Namun, terkadang juga bisa mencapai 10 mg/dl. Neonatus dikatakan menderita hiperbilirubinamei patologi jika melewatikadar 12,5 mg/dl dikarenaka overproduksi, sekreresi subnormal dan infeksi TORCH. Bilirubuin terkonjugasi larut dalam air,tidak toksik ke otak, tidak larut lemak, dan merupakan bilirubin direk. Sedang bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air, larut lemak, toksik ke otak, ditransport o/ albumin, dan merupakan bilirubin indirek. Menajemennya bisa dengan fototerapi yaitu penggunaan sinar matahari dan fluoresense biru dgn mata yg ditutup, atau blood exchange (bilirubin neonatus diambil semua n ditukar, namun jarang digunakan krn lbh beresiko)à teman, segini aja ya,.. soalnya ttg jaundice ada kuliahnya sendiri,.. J
H.      Metabolisme Glukosa
NORMAL: >45 MG/DL
Pada masa fetus, meningkat pada masa gestasi sedang pada neonatus menurun setelah lahir dan meningkat pada usia post-natal. Hipoglikemia terjadi jika simpanannya kurang dan pemakainnya berlebih, misalnya: cold stress,maksrosomia (hiperinsulinemia)
I.        Cairan dan Elektrolit
Insensible Water Loss (IWL)
• “Insensible” water loss is kehilangan cairan yang tidak di sengaja : skin (2/3), respiratory tract (1/3). Pada masa gestasi, jika neonatus pretermà resikonya meningkat. Sedang pd usia postnatal, krn kulit sudah lbh tebal, maka IWL menurun.
Factor yg mempengaruhi kebutuhan cairan:
• Infant
– Umur gestasi : ↓GA → ↑ kebutuhan cairan,Respiratory distress: ↑RR → ↑ kebutuhan cairan,Demam: ↑ suhu → ↑ kebutuhan cairan,Menangis yg terlalu lama → ↑ kebutuhan cairan,kondisi ginjal
• Lingkungan
– Radiant warmer bed → ↑ kebutuhan cairan,Plastic heat shield → ↓ kebutuhan cairan,fototerapi → ↑ kebutuhan cairan
J.        Sistem Saraf
Pada sist. Saraf, matrix germinal subependymal masih immature shgpusat pengaturan respirasi juga immature dan sirkulasi darah menurun. Terdapat byk pembuluh darah, namun sedikit sel glia, membrane basalis yang sedikit, dan spacium ekstraseluler yg meningkat mengakibatkan perubahan tek.darah n aliran darah. Selain itu, perfusi serebral yg menurun mengakibatkan iskemik dan berujung pd leukomalacia (long term).

Referensi : Berdasarkan kuliah dr. Setya Wandita dan beberapa referensi buku

…. Dan cintamu tak lekang oleh waktu, disetiap tempat, pada setiap saat. Belajarlah dari Cinta-Nya… -Ibnu ‘Athaillah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar